Ugly

Selasa, 22 Mei 2012

"Deary Abi..."


TINGGAL KENANGAN

By : Avinda Devita Sari (X-J / 05)

Suasana di kelas saat ini sangatlah ramai, karena guru yang mengajar di kelas kami tidak datang di karenakan ada kepentingan yang mendadak dan tidak ada guru penggantinya juga. Saat ini aku tengah duduk di bangku dengan sahabatku tercinta, panggil saja dia Abi, dia orangnya sangat baik, pandai tapi agak pemalu. Aku dan Abi bersahabat sejak 1,5 tahun yang lalu. Tepatnya sejak kami masuk di sekolahan Mts Gresik ini.
“ Dev, apakah aku boleh tanya sesuatu...???” Ucapnya dengan agak malu.
“Tentu, memangnya mau tanya apa...???”
“Sebentar lagi kan mau UAS, apakah kamu mau belajar bersama dengan aku...???”
“Tentu mau Bi, kita kan Sahabat sejati, dari klas 7  kita kan selalu belajar bersama-sama”
“ Oh iya Dev, kita kan sahabat sejati, aku pengen kamu jangan pernah ninggalin aku, aku takut sekali kalau kamu ninggalin aku “
“ Sampai kapanpun kita akan tetap menjadi sahabat dan aku tak akan pernah ninggalin kamu Bi....”
“Makasih ya Dev”
“Sama-sama”
Aku merasa ada yang aneh dari gaya bicaranya sahabatku ini, tapi mungkin itu hanya perasaanku saja. Waktu telah menunjukkan pukul 12.30, kami segera menata bangku-bangku yang berantakan dan berdoa bersama-sama kemudian pulang ke rumah masing-masing.
            Pagi hari, sekitar pukul 06.00. Aku segera berangkat ke sekolah, aku berangkat pagi-pagi sekali karena aku sudah janji sama Abi kalau kita akan belajar bersama - sama. Saat aku tiba di Sekolah ternyata Abi belum datang. Aku segera nelvon temanku yang bernama Nur (Tetangga Abi), Nur pun mengatakan kalau Abi nanti akan telat ke sekolah, karena sepeda Abi bocor di tengah jalan. Akhirnya akupun belajar sendirian di perpustakaan.
            Bel telah berbunyi, aku sama sekali tidak melihat Abi masuk ke dalam ruangannya. Mungkin aku tidak melihat Abi karena aku beda ruang sama dia. Aku ruang A sedangkan Abi ruang B. Akhirnya Ujian pun di mulai.
            Saat istirahat, aku sedang berada di kelas sendirian dan Abi menghampiriku dan berkata:
“ Dev, maafkan aku, aku tadi tidak bisa belajar bersama dengan kamu, karena ban sepedaku bocor di tengah jalan. Sekali lagi maafkan aku ”
“ aku udah tau semuanya dari Nur tentang kejadian yang kamu alami tadi. Sebelum kamu minta maaf kepadaku, aku sudah Maafin kamu Bi. Trus, sekarang sepeda kamu di mana...???”
“ Sudah aku bawa ke bengkel dan sekarang sepedanya lagi di perbaiki. Dev, besok lusa kan ultah kamu. Maaf ya, aku tidak bisa memberi kamu kado ”
“ Tak apa – apa Bi, kamu mengucapkan selamat kepada aku, itu sudah lebih dari cukup ”
“ Maaf, aku juga tidak bisa mengucapkan selamat kepada kamu saat ultah kamu nanti, karena aku akan pergi jauh Dev, mungkin kita tidak akan bisa bertemu lagi ” ucapnya dengan nada sedih
“Maksud kamu...???” Ucapku dengan nada kesal
“Sudah Dev tak usah di bahas lagi, udah dulu ya kalau gitu, aku mau ke ruanganku dulu”
“Ya, terserah kamu aja”
            Aku makin curiga sama tingkah laku Abi akhir – akhir ini. Aku takut ada sesuatu yang tidak di inginkan terjadi pada Abi. Aku tidak mau Abi kenapa – kenapa, karena aku sudah menganggap Abi sebagai saudara sendiri dan aku sangat menyayanginya.
            Hari jum’at tlah tiba, kini akupun bisa merasakan indahnya pagi hari yang di hiasi oleh indahnya bunga Matahari dan sejuknya embun pagi, begitu senangnya jalan pagi - pagi yang selalu di temani oleh saudara terkasih.
            Setiap liburan sekolah, aku selalu jalan pagi – pagi bersama saudara yang sangat aku sayangi, dia bernama Ayu, persis seperti wajahnya yang sangat cantik nan rupawan. Walaupun dia masih kecil, dia selalu setia menemaniku saat liburan sekolah seperti ini.
            Waktu telah menunjukkan pukul 06.30, aku dan saudaraku segera bergegas pulang ke rumah masing – masing, setelah sampai di rumah, aku segera mandi kemudian main – main lagi bersama saudaraku. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 12.00, aku segera sholat dhuhur dan setelah sholat, aku segera tidur siang. Di saat aku di kamar, entah mengapa aku tak bisa tidur dan selalu ingat sama Abi, mungkin aku teringat sama Abi karena dia sampai saat ini belum mengucapkan “ Selamat Ulang Tahun” kepadaku. Tapi ya sudahlah, mungkin dia mau mengucapkannya di saat malam hari nanti.
            Malam hari telah tiba, tepat pukul 20.00, Hp aku berbunyi sangat keras, aku segera mengangkat telvon yang ternyata dari Nur. Akupun sangat terheran - heran, karena selama aku sekolah di Mts, Nur tak pernah nelvon aku sama sekali. Tapi malam ini dia menelvon aku.
“Dev” Ucapnya dengan nada serius
“ Ada apa, tumben kamu nelvon “
“ Dev, Abi telah tiada “
“ Maksud kamu...??? ”
“ Abi meninggal Dev, meninggal karena tenggelam di sungai tadi siang ”
Akupun tak pernah menyangka, kalau Abi meninggalkan aku secepat itu. Kini akupun hanya bisa mengingat Abi saat – saat indah bersamanya. Sering bersenda gurau, bersuka ria, selalu bersama dalam suka maupun duka. Tapi, kini tiba saat berpisah dan akupun, tak akan pernah bisa melihat dia lagi. Moga tuhan mempersatukan kami di surga nanti. Ya tuhan, mengapa setiap ada pertemuan selalu ada perpisahan, aku tak mau hal itu terjadi padaku. Tapi itu tak mungkin, karena sahabatku kini telah pergi untuk selama – lamanya, meninggalkan luka yang amat mendalam,,, dan semuanya itu kini hanya tinggal kenangan......
Selamat tinggal sobat......... moga engkau tenang di alam sana,,, aku di sini akan selalu mendoakanmu......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar